Skip to main content

Harta





Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

~ ahlan wa sahlan sahabat sahabatku sekalian. dimana pun kalian berada, tenanglah dan jangan khawatir karena ada Allah yang akan selalu menjaga kita kapan pun dan dimana pun ~

    • Berjumpa lagi pada artikel kali ini, insyaAllah kita akan sedikit berbincang tentang judul yang di ada atas.

" Waaah apa niiih, bikin nambah kepo aja niiih " apa ada yang bertanya-tanya seperti itu??? Tenang yaa guys, kesempatan kali ini kita akan sedikit membahasnya insyaAllah....
   • Banyak kita temukan, ada orang-orang yang sudah Allah beri kenikmatan yang begitu istimewa, kenikmatan yang 'wah' seperti mobil mewah, rumah megah, harta berlimpah dan jabatan yang sudah di kasta menengah atas, namun sangat di sayangkan mereka lupa dengan sang pemberi rizki, yang maha agung lagi maha kaya. Mereka fokus hanya untuk dunia, dunia, dunia dan dunia saja. Banyak?? Yaaa banyak tipikal orang-orang seperti itu. "Semoga allah melindungi kita dari sifat tersebut"

    -Yang harus kita ingat dalam benat ialah harta hanyalah titipan, bukan milik kita.

Allah Azza Wa Jalla berfirman : 

آَمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَأَنْفِقُوا مِمَّا جَعَلَكُمْ مُسْتَخْلَفِينَ فِيهِ فَالَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَأَنْفَقُوا لَهُمْ أَجْرٌ كَبِيرٌ

Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.” (QS. Al Hadiid: 7)

Faidah ayat tersebut adalah ; 

    • Al Qurthubi menjelaskan, “Ayat ini merupakan dalil bahwa pada hakekatnya harta tersebut milik Allah. Hamba tidaklah memiliki apa-apa melainkan apa yang Allah ridhoi. Siapa saja yang menginfakkan hartanya pada jalan Allah sebagaimana halnya seseorang yang mengeluarkan harta orang lain dengan seizinnya, maka ia akan mendapatkan pahala yang melimpah dan amat banyak. ”

 - Al Qurtubhi sekali lagi mengatakan, “Hal ini menunjukkan bahwa harta kalian bukanlah miliki kalian pada hakikatnya. Kalian hanyalah bertindak sebagai wakil atau pengganti dari pemilik harta tersebut yang sebenarnya. Oleh karena itu, manfaatkanlah kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya untuk memanfaatkan harta tersebut di jalan yang benar sebelum harta tersebut hilang dan berpindah pada orang-orang setelah kalian. ”

 - Lantas Al Qurtubhi menutup penjelasan ayat tersebut, “Adapun orang-orang yang beriman dan beramal sholih di antara kalian, lalu mereka menginfakkan harta mereka di jalan Allah, bagi mereka balasan  yang besar yaitu SURGA.” (Tafsir Al Qurthubi, 17/238)


  |Jadi intinya ialah, semua harta yang kita miliki itu hanyalah titipan dari allah yang mesti kita manfaatkan di jalan yang benar dan bukan malah untuk hal hal keburukan apalagi sampai lupa dengan sang pemberi harta. sebagaimana mestinya, titipan tetaplah titipan yang suatu saat akan ditagih oleh sang pemiliknya. "Ditagih dalam bentuk apa?" Yaa, dalam bentuk amal perbuatan kita di yaumul hisab nanti|

    •Yaumul hisab atau hari perhitungan amal adalah hari dimana Allah memperlihatkan kepada hamba-hamba-Nya tentang amal mereka. Allah Ta’ala  berfirman:

إِنَّ إِلَيْنَا إِيَابَهُمْ (25) ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْ (26)

   • "Sungguh, kepada Kami-lah mereka kembali. kemudian sesungguhnya (kewajiban) Kami-lah membuat perhitungan atas mereka.” (QS. Al-Ghasyiyah: 25 – 26).


    *(Catatan yang tak kalah pentingnya adalah "HARTA YANG ENGKAU MANFAATKAN JUGA NANTINYA AKAN DI PERTANGGUNG JAWABKAN")


~ Demikian semoga bisa kita ambil hikmahnya ~

Jazakumullahu khoeron sudah mampir untuk membaca artikel ini.

Semoga Allah Azza Wa Jalla selalu memberikan kemudahan di setiap langkah kita untuk menuju kebaikan.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.


Comments