Terlalu banyak dalil untuk menyebutkan tentang kaidah ini, baik dari Al-Quran maupun hadis Nabi ﷺ. Ibnu Al-Qayyim rahimahullah berkata,
قَالُوا وَقَدْ دَلَّ الْكِتَاب وَالسُّنَّة فِي أَكْثَر مِنْ مِائَة مَوْضِع عَلَى أَنَّ الْجَزَاء مِنْ جِنْس الْعَمَل فِي الْخَيْر وَالشَّرّ كَمَا قَالَ تَعَالَى (جَزَاء وِفَاقًا) أَيْ وَفْق أَعْمَالهمْ وَهَذَا ثَابِت شَرْعًا وَقَدْرًا
“Mereka (para ulama) berkata bahwasanya Al-Quran dan As-Sunah telah menunjukkan lebih dari seratus dalil yang menerangkan bahwa balasan sesuai dengan perbuatan di dalam perkara kebaikan maupun dalam perkara keburukan. Sebagaimana firman Allah, ‘Sebagai pembalasan yang setimpal’, maksudnya sesuai dengan amal perbuatan mereka. Dan ini valid berdasarkan syariat maupun takdir (kenyataan).”
•segala perbuatan kita pasti akan ada balasannya, entah itu perbuatan baik maupun buruk. Balasan yang akan diterima pasti setimpal dengan apa yang diperbuatnya.
~Berdasarkan firman Allah ﷻ,
جَزَاءً وِفَاقًا
“Sebagai pembalasan yang setimpal.” (QS. An-Naba’: 26)
~Dan dalam surat Ar-rahman :
هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ
“Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula).” (QS. Ar-Rahman: 60)
• kita pun wajib untuk mengimani perkara tersebut. Dan semampu mungkin untuk mengamalkannya. Dengan apa? Yaitu dengan selalu berbuat baik kepada setiap orang dan jangan sesekali sengaja melakukan keburukan.
• orang yang melakukan amal baik, maka Allah akan janjikan dengan balasan yang kebaikan juga. Dan sebaliknya, orang yang melakukan keburukan maka Allah akan balas dengan keburukan pula. Seperti firman Allah pada ayat di atas.
| Selain itu, Allah ﷻ telah menjelaskan kaidah ini di dalam Al-Quran dengan sangat tegas dan terang benderang, seperti firman Allah ﷻ :
وَمَكَرُوا مَكْرًا وَمَكَرْنَا مَكْرًا وَهُمْ لَا يَشْعُرُون
“Dan mereka membuat tipu daya, dan Kami pun menyusun tipu daya, sedang mereka tidak menyadari.” (QS. An-Naml: 50)
إِنَّهُمْ يَكِيدُونَ كَيْدًا . وَأَكِيدُ كَيْدًا
“Sungguh, mereka (orang kafir) merencanakan tipu daya yang jahat. Dan Aku pun membuat rencana (tipu daya) yang jitu.” (QS. Ath-Thariq: 15-16)
• artinya apa? Yaa jelas sekali Allah perlihatkan di ayat tersebut bahwa keburukan pun akan dibalas dengan keburukan, orang yang membuat tipu daya maka tipu daya Allah lebih besar dan orang orang tersebut tidak mengetahuinya.
~ sebagai penutup, saya harap dengan artikel ini, kita bisa berbenah dan berubah untuk menjadi yang lebih baik lagi.
Setelah kita mengetahui dan mendapatkan ilmu baru, alangkah baiknya kita langsung mengamalkannya.
Malik bin Dinar berkata,
من طلب العلم للعمل وفقه الله ومن طلب العلم لغير العمل يزداد بالعلم فخرا
“Barangsiapa yang mencari ilmu (agama) untuk diamalkan, maka Allah akan terus memberi taufik padanya. Sedangkan barangsiapa yang mencari ilmu, bukan untuk diamalkan, maka ilmu itu hanya sebagai kebanggaan (kesombongan)” (Hilyatul Auliya’, 2: 378)
Permisalan orang yang tidak mengamalkan ilmu padahal ia sudah mempelajarinya adalah seperti seorang dokter yang memiliki obat tapi ia tidak berobat dengannya.
Wahb bin Munabbih berkata,
مثل من تعلم علما لا يعمل به كمثل طبيب معه دواء لا يتداوى به
“Permisalan orang yang memiliki ilmu lantas tidak diamalkan adalah seperti seorang dokter yang memiliki obat namun ia tidak berobat dengannya.” (Hilyatul Auliya’, 4: 71).
• demikian yang bisa kami sampaikan, semoga bisa bermanfaat.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.
Comments
Post a Comment